Rabu, 13 Maret 2013

D.EA.T.H (Chapter 1)


Tittle: D.E.A.T.H (chapter 1)
Scriptwriter: BunnyJ [@Dinaainiyyah]
Main cast: EXO Member
Other cast: Seoul High School
Genre: Mistery, Thriller
Duration: Chaptered
Rating: Teenagers [PG 13]
Tim basket dari Seoul High School berhasil menjuarai kejuaraan basket tingkat SMA se- Korea Selatan. Namun , kejadian aneh terjadi di sekolah mereka. Sebuah pembunuhan terjadi di sekolah favorite se-Korea Selatan ini. Namun dalang di balik kejadian ini belum ada yang mengetahuinya.  Apa kalian dapat membantu mereka melewati kejadian ini? Dan beritahu pada mereka siapa dalang di balik semuanya.
D.E.A.T.H CHAPTER 1
Basket stadium, 3 P.M KST
Final pertandingan basket nasional Korea Selatan tingkat SMA sedang berlangsung. Seoul High School vs Dongnam High School
Seorang namja berkulit coklat mendrible bola lalu melempar bolanya kepada seorang namja bertubuh tinggi di depannya. Namja yang paling tinggi di tim itu segera menangkap bola pemberian temannya.
Namja itu berlari mendrible bola melewati beberapa pemain lawan. Namja itu melempar bola ke arah ring. Bola itu harus masuk jika mereka ingin menang di pertandingan final ini. Waktu tinggal 2 menit lagi dan mereka tertinggal 2 poin dari tim lawan.
Wasit bersiap – siap meniup pluitnya dan… ‘PRIITTT’ bola itu masuk ketika pluit dibunyikan. Papan skor belum berubah. Mungkin beberapa detik lagi berubah. Dan benar saja, sekarang mereka unggul 1 poin dari lawan mereka. Itu berarti mereka menang.
Penonton yang mendukung mereka bersorak kegirangan. Tim basket mereka pun bersorak. Akhirnya tim basket Seoul High School berhasil menjadi juara di tahun ini.
Diantara penonton yang sedang bersorak, ada seorang namja duduk dengan ekspresi tidak senang dengan kemenangan sekolahnya sendiri.
“Sekolah kita menang betulkah itu, Kyungsoo?” tanyanya dingin pada seorang namja yang sedang berdiri di sampingnya.
“Ne, minseok hyung. Kenapa kau tak ikut bersorak bersama kami?” tanyanya pada namja dingin itu dengan wajah yang masih dalam euforia kemenangan.
“Untuk apa? Mereka saja tidak mempedulikan orang yang ada di dalam ruang lingkup tim basket mereka” kata kim minseok berdiri lalu meninggalkan namja bernama kyungsoo itu.
Kyungsoo hanya menatap minseok dari belakang. Mungkin minseok akan berdiri disana di lapangan bergembira bersama tim basket. Karena dia dulu adalah anggota utama tim basket namun setelah kejadian sahabatnya, chen bunuh diri ia memutuskan untuk keluar dari tim basket.
————
Seoul High School, 7 A.M KST
Seorang namja membawa tasnya dengan gaya dingin. Namun setiap orang menyapa ia tersenyum. Dia pergi ke ruang kelas I-I.
“Sehun-ssi! Chukkae atas kemenanganmu kemarin” kata seorang yeoja pada namja tadi.
Namja tadi yang bernama Sehun itu tersenyum “Gomawo” katanya sambil menaruh tasnya di atas meja. Ia melihat ke meja sebelahnya. Namja berkulit coklat itu tertidur dengan wajah yang pucat. Sehun menghampirinya.
“Kai? Kenapa wajahmu pucat?” tanyanya duduk di depan namja berkulit coklat yang ia panggil Kai.
“Ah, aku hanya pusing karena tidak tidur setelah menonton pertandingan bola di televisi semalam” katanya dengan nada lemas.
“Pergilah ke ruang UKS jika kau sakit. Aku sebagai ketua kelas disini bertanggung jawab sepenihnya padamu” kata seorang yeoja menghampiri mereka berdua. Di papan namanya terpampang nama JUNG JAEJOON.
“Sudahlah tidak perlu. Aku cukup tidur di kelas saja” Kai menolak untuk dibawa ke UKS. Namun Jaejoon tetap memaksa Kai untuk pergi ke UKS. Sehun pun membujuk Kai.
Setelah beberapa lama membujuk bahkan mereka hampir berdebat dengan Kai. Akhirnya kai mau untuk pergi ke ruang UKS dengan Sehun yang mengantarnya.
“Baiklah aku akan pergi ke UKS” katanya berjalan sendirian denngan lemas. Sehun membantunya untuk berjalan ke UKS.
Sehun dan Kai berjalan melewati lorong lorong sekolah yang terlihat sepi. UKS sekolah ini terletak di lantai 2 itu berarti mereka harus naik ke lantai atas untuk sampai ke UKS. Kai ter;lihat sangat lemas. Bahkan Sehun harus bersusah payah membantu Kai untuk berjalan.
“Rupanya ada pasien” kata seorang namja yang merupakan senior Kai dan Sehun yang merupakan dokter di sekolah ini. Namanya adalah Lay dari kelas III-I. Dia sudah ada di depan pintu ketika Kai dan Sehun ada di ujung lorong lantai 2.
“Lay hyung. Kai sedang sakit dan tampaknya dia membutuhkan waktu untuk istirahat” kata Sehun sambil membawa Kai masuk ke dalam UKS. Lay mengikuti mereka dari belakang.
Kai sekarang berbaring di ranjang ruang UKS. Lay segera memeriksanya. “Ia hanya membutuhkan obat sakit kepala dan obat penenang lalu jika dia tidur beberapa jam maka dia akan sembuh”
Lay memberikan beberapa obat kepada Kai dan Kai segera meminumnya. Beberapa detik kemudian ia tertidur.
“Hyung. Kau akan jaga di ruang UKS ini kan selama jam pelajaran berlangsung?” Tanya Sehun.
“Tentu saja. Karena hari ini aku ditugaskan untuk berjaga bersama anak yang sekelas denganmu Hyejin” kata Lay pada Sehun. “kau ingin menitipkan Kai padaku bukan?” katanya menebak nebak.
“Tebakanmu benar hyung. Aku sebenarnya disuruh untuk menjaganya oleh Jaejoon, ketua kelasku. Tapi karena berhubung setelah ini ada jam pelajaran kesukaanku jadi aku menitipkannya padamu hyung” kata Sehun sambil tersenyum
“Arasseo. Aku akan menjaganya” kata Lay. Sehun pun keluar dan kembali ke kelas.
Lay menatap keluar jendela. Dia tersenyum. Ternyata dia masih diberi kepercayaan untuk berada di sekolah ini setelah terjadi skandal seminggu yang lalu. Ia dituduh salah memberikan obat kepada seorang siswa sehingga siswa itu harus dilarikan ke rumah sakit.
Terdengar pintu ruang UKS dibuka. Lay pun menoleh ke arah pintu masuk. Tak ada orang disana. Seseorang mencengkram bahunya.
“Oppa! Kai barusan sudah pergi ketika aku datang kesini” kata yeoja yang mencengkram bahu Lay.
“Aigoo. Anak itu memang tak pernah bisa diam untuk istirahat sebentar… oh ya Hyejin boleh aku minta tolong ?” Tanya Lay.
“Ne. bantu apa?” Tanya Hyejin dengan senyum yang manis.
“Tolong ambilkan beberapa data di ruang guru tentang laporan kesehatan siswa. Aku harus membuat diagramnya” kata Lay. Hyejin pun mengangguk lalu segera pergi untuk mengambil data sesuai permintaan Lay.
Kai memang sudah pergi dari tempatnya. Memang Lay juga sering merawat anak dari tim basket dan Kai yang paling sering masuk ke ruang UKS. Jadi Lay sudah terbiasa apa bila merawat Kai sakit dan melihat Kai menghilang begitu saja.
Suara pintu dibuka. Kali ini Lay tidak menoleh ke arah pintu. Dia yakin yang masuk ke dalam ruang UKS adalah Hyejin. Orang yang masuk itu sepertinya mencari sesuatu di tempat obat obat disimpan.
“Hyejin?” Tanya Lay curiga. Namun tak ada sautan dari arah tempat obat obat disimpan. Lay penasaran. Ia menghampiri tempat penyimpanan obat
“Hyejin?” tanyanya sekali lagi namun tetap tidak ada jawaban.
BRUK. Sepertinya seseorang memukul kepalanya dari belakang. Lay merasakan sakit di kepalanya. Dan semuanya perlahan menjadi kabur.
“Seorang ahli kesehatan. Kau menmberikan pertolongan pertama pada anak anak lain. Tapi kau tidak memberikan pertolongan pertama padanya . Wae?” Tanya seorang yeoja dan suaranya masih dapat terdengar oleh Lay.
Kesadaran Lay semakin menipis. Lay hendak melihat ke arah yeoja itu. tapi yeoja itu memukul kepalanya dengan tongkat sekali lagi. “Sekarang rasakan apa yang pernah dia rasakan” katanya. Lay sudah tidak sadarkan diri.
-~-~
Kai sudah kembali ke kelas. Sehun menatapnya heran.
“Bukankah kau masih sakit? Kenapa kau kembali ke kelas?” Tanya Sehun pada Kai. “Aniya. Aku sudah sehat. Lihatlah mukaku ini” .kata Kai pada Sehun.
“Kau tahu? Setelah ini kita akan ujian bahasa Jepang. Jadi harusnya kau tak masuk ke kelas” kata Sehun berbisik pada Kai.
Ketua kelas 1-1 , Jaejoon masuk ke dalam kelas. Ia membawa sebuah kertas. “Ini pesan dari guru Nami, guru bahasa Jepang kita. Katanya hari ini kelas bahasa Jepang akan diganti dengan Kelas musik”
Semua siswa kelas 1-1 bersorak kegirangan. Tentu saja mereka tidak jadi ujian bahasa jepang hari ini.
“Namun, sesuai jadwal kita akan di test alat musik oleh guru Kang” lanjutnya. Semua anak yang bersorak semuanya terdiam setelah mendengar lanjutan pembicaraan. Semua raut wajah mereka berubah.
“Dan sekarang kita harus pergi ke ruang musik” kata Jaejoon. Semua anak keluar kelas lalu pergi ke ruang musik secara bersamaan.
“Yak! Harmonikaku tidak ada. Sepertinya tertinggal di atap sekolah.” Kata seorang yeoja, Jung Jira. Sehun memperhatikannya dari jauh.
“Kalau begitu cepatlah ambil. Aku akan mengantarmu ke atap gedung ini” kata Jaejoon lalu mereka berdua berlari pergi ke atap gedung. Sehun terus memperhatikan mereka berdua.
Sepertinya Sehun mencuragai tingkah laku yeoja yang merupakan ketua kelas 1-1, Jaejoon. Semua sikapnya itu sangat mencurigakan di mata Sehun.
Kai menepuk bahu Sehun. “Ayo cepat daripada kita di hukum oleh guru Kang” Sehun segera pergi bersama Kai ke ruang musik.
–~–~–~
Jaejoon berlari bersama Jira. “Yak! Joon-ah ppali!” kata Jira sambil menarik tangan Jaejoon. Jaejoon hanya mengikuti Jira. Ia menatap Jira dari belakang dengan tatapan tidak senang.
“Apa harmonika itu sangat berharga bagimu? Sehingga kau meninggalkannya begitu saja di atap sekolah?” Tanya Jaejoon dengan nada sebal
“Tentu saja. Itu Harmonika yang mengantarku masuk ke sekolah ini. Aku sering memainkannya bersama Baekhyun oppa di atap gedung sekolah. Aku yang memainkannya dan Baekhyun oppa menyanyikan sebuah lagu untukku” katanya sambil mempercepat langkah.
Sekarang mereka sudah sampai di atap gedung sekolah yang berlantai 4. Jira segera mencari harmonika miiknya.
“Apa ini harmonikamu?” Tanya Jaejoon sambil menggenggam sebuah harmonika. Jira menoleh kea rah Jaejoon “Ne. itu harmonikaku” katanya sambil berlari ke  arah Jaejoon.
Jaejoon membuang harmonika Jira sehingga jatuh ke lapangan sekolah. Jira melihat perlakuan Jaejoon dengan kaget.
“APA YANG KAU LAKUKAN?” teriak Jira sambil melihat kea rah Jaejoon dengan berlinang air mata.
“Bukankah itu yang membuatmu menjadi murid terbaik pada kontes musik di sekolah ini?” Tanya Jaejoon dengan sinis. Jaejoon mendekati Jira yang masih ada di pinggir atapgedung sekolah.
“Ne! Lalu kenapa?” Tanya Jira mundur selangkah demi selangkah. Jaejoon semakin mendekatinya.
“Kau tahu? Harusnya aku adalah murid terbaik dalam kontes itu jika kau tidak ada disana” kata Jaejoon semakin mendekati Jira. “dan harusnya kau tidak pernah datang ke tempat ini, karena tempat ini adalah tempat kenanganku!” kata Jaejoon menaruh tangannya di bahu Jira lalu mendorongnya.
Jira jatuh! Jaejoon tersenyum bangga. Tak ada satupun orang yang melihat ini semua. Bukankah rencananya berhasil? Dan sekarang tinggal penyelesaian akhir dari rencananya kali ini.
–~–~–~-
“KYAAA!” teriak seorang siswa yang ada di pinggir jendela di kelas 2-1. Semua siswa melihat ke arahnya. Dan wajah siswa itu tampak pucat.
“Waeyo? Apa yang terjadi?” Tanya guru di kelas padanya. Dua orang namja yang sedari tadi asik mengobrol bersama juga melirik ke arah siswa itu.
“Itt… itu… Jung… Jung Jira…” katanya terbata-bata. Salah satu namja yang asik mengobrol tadi segera berdiri dan mendekati siswa itu. Namja itu bernama Baekhyun, namjachingu Jung Jira.
“Ada apa dengannya?!” teriak Baekhyun pada siswa itu. Namja yang mengobrol bersamanya tadi pun menenangkannya. Di papan namanya terpampang nama PARK CHANYEOL
“dia… dia barusan.. jatuh dari lantai atas” kata siswa itu dengan pucat. Baekhyun terkejut mendengar hal itu. seluruh siswa segera berhamburan keluar kelas.
“Baekhyun, kau tidak apa apa?” Tanya Chanyeol memastikan keadaan Baekhyun yang terburu buru berlari ke lapangan. “Aku harus memastikannya” kata Baekhyun terus berlari. Chanyeol mengikutinya dari belakang.
Mereka sudah sampai dibawah. Yeoja yang jatuh dari atap gedung itu benarlah Jung Jira. Baekhyun terkejut. Chanyeol menenangkan Baekhyun.
Sementara itu Hyejin segera pergi ke UKS untuk mengambil alat perawatan tanggap darurat. Ia mencoba membuka pintu UKS namun tak terbuka. Kali ini ia mendorong pintu UKS dan terbuka. Namun seseorang terlihat tergantung di atasnya. Itu Lay.
“KYAAAA!!!” teriak Hyejin membuat seluruh anak kelas 3 yang ada di sekelilingnya berkumpul di ruang UKS.
Benar saja semua orang melihat Lay tergantung di langit langit ruang UKS dengan keadaan mengenaskan. Mulutnya mengeluarkan busa dan matanya menjadi merah. Dapat disimpulkan dia sudah tidak bernyawa lagi.
Pihak sekolah terpaksa memanggil polisi karena dua kejadian ini. Sehun yang berkumpul diantara mereka yang melihat mayat Jira segera pergi ke atap gedung. Kai yang melihat Sehun pergi segera mengikutinya dari belakang.
“Kenapa kau pergi ke atap gedung ?” Tanya Kai pada Sehun yang mempercepat langkahnya. “Bukankah Jung Jira tadi bersama dengan Jung Jaejoon pergi kea tap gedung sekolah?” Sehun berbalik bertanya sambil terus berjalan.
“Ne. lalu apa kau mencurigai anak itu? maksudku, Jung Jaejoon?” Tanya Kai. Sehun mengangguk. “Bukankah kau begitu percaya padanya selama ini?” Tanya kai kembali namun Sehun diam. Kali ini tak ada sepatah kata pun keluar dari mulut Sehun tentang Jaejoon.
Mereka sampai di atap sekolah. Disana Jaejoon terlihat berada di pojok atap gedung. Sehun dan Kai menghampirinya. “Ada apa denganmu?” Tanya Sehun.
Jaejoon terdiam wajahnya terlihat sangat pucat. “Kenapa? Kenapa dia melompat dari gedung ini?” tanya Jaejoon dengan nada kaget.
“Kenapa dia membawaku kemari dan memainkan harmonikanya di hadapanku sebelum membunuh dirinya sendiri dengan jatuh dari atap gedung ini dihadapanku? Kenapa?” Jaejoon berbicara sendiri.
Kai memahami kondisi Jaejoon mungkin karena dia masih terkejut dengan kejadian ini, jadi dia tak dapat menjelaskan apa yang terjadi. Berbeda dengan Kai, Sehun masih menatap Jaejoon dengan tatapan curiga.
Semua orang akan menyimpulkan jika Jira bunuh diri dari atap sekolah dan juga Lay bunuh diri dengan cara gantung diri. Belum ada dari mereka yang tahu siapa yang merencanakan semua ini. Suatu saat nanti semuanya akan terungkap.

***

Hari ini polisi masih menyelidiki TKP yang kemarin menjadi tempat Jira dan Lay tewas. Oleh karena itu, sekolah meliburkan siswanya hari ini.
Hari ini pemakaman Lay dan Jira. Pemakaman Lay sudah dilaksanakan tadi pagi. Sekarang, tinggallah Jira yang abunya masih ada di rumah duka. Semua siswa Seoul High School datang ke rumah duka. Termasuk Baekhyun
Teman teman Jira menangis, terlebih lagi keluarga Jira. Baekhyun pergi menghadap ayah Jira. “Ajusshi, mianhae” kata Baekhyun membungkuk di depan ayah Jira. Ayah Jira membangunkannya.
“Kau tidak bersalah Baekhyun. Itu kecelakaan dan itu sudah takdirnya” kata ayah Jira. Baekhyun mengepalkan tangannya kencang. Ia yakin Jira tak mungkin bunuh diri, apalagi di sekolah.
Akhirnya abu Jira dibawa oleh keluarganya untuk ditaburkan di pantai. Suasana rumah duka pun semakin sepi. Baekhyun tersenyum sambil melihat altar bekas abu Jira ditaruh. Ia menatap altar itu penuh dendam. Dalam hatinya ia berjanji akan mencari tahu penyebab kematian Jira.
Handphone Baekhyun berbunyi. Telepon dari seseorang bernama Kris. Baekhyun mengangkat telepon itu. “Yoboseyo”
“Baekhyun! Cepat datang ke cafe tempat kita biasa berkumpul” kata Kris.
“Tapi, Hyung…” kata Baekhyun mencoba menjelaskan keadaannya sekarang.
“Tidak ada tapi tapian. PPALI !” kata Kris akan menutup teleponnya.
“Hyung!” kata Baekhyun mencoba menahan Kris supaya tak menutup teleponnya. Namun, Kris sudah terlanjur menutup teleponnya.
Baekhyun mendesah. Ingin rasanya ia bunuh diri dan menyusul Jira yang saat ini sudah tenang di alam yang berbeda. Baekhyun akhirnya berjalan pergi walaupun masih lelah dengan ini semua.
—–
5 anggota tim basket sudah  berkumpul di sebuah cafe di dekat sekolah, tempat mereka biasa berkumpul. Dan anggota terakhir yang datang adalah Baekhyun yang masih menggunakan busana berwarna hitam. Semua anggota terlihat bersalah ketika Baekhyun masuk dan duduk di sekitar mereka.
“Baiklah, aku mengumpulkan kalian disini untuk memberitahukan kalian bahwa kita akan latihan setiap hari karena kita akan menghadapi kejuaraan tingkat asia” kata Kris memulai pembicaraan.
“Hari ini juga, hyung?” tanya seorang namja berkantung mata dan terlihat seram itu.
“Tentu saja hari ini kita akan tetap latihan” kata Kris dengan padat. Semua anggota terkejut ketika mendengar apa yang diucapkan Kris.
Baekhyun menatap Kris dengan tatapan sinis. “Tapi hyung… Bagaimana dengan…” Chanyeol menghentikan kata katanya ketika Baekhyun bangkit dari tempat duduknya.
“Tak usah pikirkan tentang diriku. Aku bisa mengundurkan diri dari tim basket dan kalian semua tidak perlu repot lagi karenaku” kata Baekhyun lalu pergi.
“Yak! Byun Baekhyun!” teriak Chanyeol mencoba menghentikan Baekhyun.
“Berhenti” kata Kris. Chanyeol berhenti namun ia jalan kembali. “Jika kau melangkahkan kakimu satu langkah, aku akan mengeluarkanmu dari tim basket” kata Kris kali ini Chanyeol berhenti. Ia mengepalkan tangannya, ingin rasanya ia memukul orang itu.
“Wae hyung? Bukankah dia adalah anggota tim basket juga?!” teriak Chanyeol kencang.
“Biarkan saja dia, atau kau juga ingin pergi dan keluar dari tim basket seperti dia?” tanya Kris kali ini Chanyeol terdiam, tak ada kata- kata yang keluar dari mulutnya. “Duduk lagi di bangkumu” perintah Kris dan kali ini Chanyeol kembali duduk dengan kesal.
“Aku kasihan dengan Baekhyun hyung” kata namja berkantung mata yang bernama Tao itu.
“Ne, Aku juga” kata Sehun.
“Tampaknya Baekhyun hyung sangat terpukul dengan ini semua” kata Tao. Sehun dan Kai mengangguk menyetujui perkataan Tao.
“Jelas saja. Kematian pacarnya Jira sangat tragis. Dia bunuh diri dengan cara jatuh dari atap gedung sekolah” kata Kai dengan wajah serius.
“Ani. Dia bukan bunuh diri. Tapi dia dibunuh” kata Sehun dengan nada misterius.
“Dibunuh? Oleh siapa?” tanya Tao penasaran.
“Dia…” Sehun menghentikan kata katanya ketika terlihat seorang yeoja masuk bersama seorang namja. Mereka berdua adalah anak Seoul High School, Jaejoon dan Minseok.
“Yak! Dibunuh oleh siapa?” teriak Tao dengan kencang. Semua orang menoleh ke arah Tao dengan tatapan tidak senang. Tao tertunduk malu.
Jaejoon dan Minseok duduk di sebelah meja anggota tim basket. Kai menyapa mereka. “Hyung! Kau ke cafe ini juga?” kata Kai lalu membisikkan sesuatu kepada Minseok. “Siapa yang kau bawa hyung? Yeojachingumu?” Kai berusaha menggoda Minseok.
“ANI!” teriak Minseok “Siapa yang mau memiliki yeojachingu sepertinya?” kata Minseok. Jaejoon segera menatap Minseok dan Kai dengan sinis.
“Lalu apa hubungan kalian berdua?” tanya Kai penasaran. “Kami bersahabat sejak kami kecil” kata Jaejoon.
“Ya. Kami bertiga. Aku, Chen, dan Jaejoon sudah bersahabat sejak kecil. Bahkan kami sudah seperti keluarga” kata Minseok. Jaejoon tertunduk. Sepertinya ia tak suka ketika Minseok membicarakan anak yang bernama Chen itu.
“Jaejoon, apa kau pergi ke pemakaman tadi?” tanya Sehun mendekati Jaejoon. “Ah, ne” kata Jaejoon tersenyum lebar di depan Sehun.
“Hei, kalian berdua jangan sedekat itu. Nanti kalian jatuh cinta” kata Kai menggoda. Sehun melempar botol lada yang ada di meja ke arah Kai. Alhasil, Kai bersin bersin karena lada yang masuk ke hidungnya.
“Rasakan itu ! ” kata Sehun kesal. Jaejoon di sebelahnya tertawa dengan puas.
Sebuah handphone bergetar. Mereka semua melihat handphone mereka masing masing. Ternyata Handphone Jaejoon yang bergetar, ada telepon masuk. Ia segera pergi untuk mengangkat telepon itu.
Kai masih bersin-bersin. Ia menyalahkan Sehun atas semua ini. Sehun balik menyalahkan Kai. Tao yang bingung melihat mereka bertanya apa yang terjadi. Sehun menjelaskan semuanya dan ketika Sehun selesai bercerita, Tao tertawa terbahak-bahak. Semua pengunjung cafe melihat ke arahnya lagi. Tapi kali ini Tao tak mempedulikannya. Tao tetap terbawa terbahak-bahak.
Jaejoon masuk kembali ke dalam cafe. “Oppa, mianhae. Aku ada acara keluarga, aku disuruh pulang ke rumah” katanya meminta maaf pada Minseok.
“Ne, arasseo. Tapi apa kau tidak mau memesan sesuatu sebelum pergi?” tanya Minseok menawarkan sesuatu. Namun Jaejoon tampak terburu-buru dan hanya membalas pertanyaan Minseok dengan senyuman.
Kris bangun ia permisi ke toilet pada Sehun dan Kai yang masih bertengkar. Sementara Tao masih tertawa karena pertengkaran Sehun dan Kai dan dia terlihat seperti orang gila. Ketika mereka semua asik dengan kegiatan masing – masing, Chanyeol hanya menatap keluar cafe melalui jendela. Ia masih memikirkan keadaan Baekhyun saat ini.
Baekhyun tiba di sebuah villa. Villa itu milik keluarga Baekhyun. Ia sering pergi ke villa ketika mempunyai banyak masalah. Baekhyun juga pernah membawa Jira ke villa ini.
“Annyeonghasseo ahjumma” Baekhyun menyapa seorang bibi yang ada di depan villa. Dia adalah pengurus villa ini. Bibi itu tersenyum pada Baekhyun. “Annyeong Baekhyun. Selamat datang” kata Bibi itu pada Baekhyun.
—–
Baekhyun masuk ke dalam villa lalu pergi ke dalam kamar kesukaannya. Ia merebahkan diri di atas kasur lalu memasang headset dan menyalakan musik.
PRAANGGG… Suara kaca pecah. Baekhyun melihat bahwa kaca pintu balkon kamarnya pecah dan pecahannya berserakan kemana-mana. Baekhyun menghampiri pecahan itu dan melihat sebutir peluru di antara pecahan kaca itu.
“Kau sangat teliti” kata seseorang dari belakang Baekhyun. Baekhyun kaget. Ia segera membalikkan badannya dan menghadap orang itu. Tatapan mata mereka bertemu.
“SIAPA KAU ?!” teriak Baekhyun dengan kencang melihat penampilan orang itu. Sesosok yeoja dengan memakai jaket, celana jeans, topi, dan masker. Rambutnya yang terurai dimasukkan ke dalam topi. Ia membawa sebuah pistol di tangannya.
“Aku? Aku orang yang akan membalaskan dendam namja yang pernah di bully hingga tewas. Namun, sekolah menutup kasusnya, Kau ingat?” tanya yeoja itu dengan suara samar karena mulutnya ditutup masker. Sehingga Baekhyun tak dapat mengenali suaranya.
Baekhyun memikirkan namja yang dibicarakan yeoja itu. Dia ingat, namja itu… Namja itu adalah… Chen!. “Apa namja yang kau maksud itu… Chen?” tanya Baekhyun.
“Jenius! Kau masih mengingatnya!” kata yeoja itu sambil memainkan pistolnya. “Bukankah dia minta tolong padamu ketika di bully? Kenapa kau tidak menolongnya? Sehingga dia mati dengan cara mengenaskan!” kata yeoja itu menahan emosi.
“Aku tidak mengenal siapa dia” kata Baekhyun. Dari matanya terlihat Baekhyun berbohong.”Kau berbohong! Dia satu kelas denganmu! Mana mungkin kau tidak mengenalnya!” teriak yeoja itu.
Yeoja itu mulai menembakkan pelurunya. Baekhyun berhasil menghindar. Kali ini yeoja itu melepaskan sebuah tembakan. Sebuah peluru bersarang di kaki kiri Baekhyun. Dari kakinya keluar darah yang banyak. Baekhyun merasakan sakit pada kakinya. Ia meringis kesakitan. Dan berusaha untuk tetap berdiri dengan sebelah kaki.
Yeoja itu melepaskan sebuah tembakan lagi. Kali ini peluru itu bersarang di kaki sebelah kanan Baekhyun. Baekhyun meringis kesakitan. Ia sudah tak kuat untuk berdiri lagi dan akhirnya Baekhyun jatuh dengan kaki bersimbah darah.
“Kau tahu? Hal ini sama menyakitkannya dengan apa yang dialami Chen waktu itu!” Teriak yeoja itu di depan Baekhyun.
Baekhyun mencoba meraih kamera digital yang ada di sekitarnya sebelum yeoja itu melihat. Yeoja itu berjalan mendekati Baekhyun. Ia menempelkan pistolnya di dada Baekhyun. Di tangan Baekhyun, ia sudah memegang kamera untuk memotret wajah yeoja itu. Karena Baekhyun yakin dia adalah orang yang sama dengan orang yang membunuh Jira.
Yeoja itu menarik pelatuknya. “Hei. Harusnya kau bersyukur. Aku akan membuatmu menyusul Jung Jira, yeojachingumu itu” kata yeoja itu dan Baekhyun memotret wajah yeoja itu tanpa suara walaupun tertutup masker dan topi.
DOORRR. Yeoja itu melepaskan pelurunya. Peluru itu bersarang di dada Baekhyun. Darah ada dimana mana. Nafas Baekhyun tersengal sengal. Terdengar suara langkah kaki menuju kamar yang ditempati Baekhyun.
Yeoja itu meninggalkan Baekhyun dan keluar melalui balkon kamar Baekhyun. Kesadaran Baekhyun mulai menipis. Baekhyun sudah lelah karena kehabisan banyak darah.
“BAEKHYUN-AH” teriak sorang yeoja yang masih terdengar oleh Baekhyun. Itu eomma… Kata Baekhyun di dalam hati.
Nafas Baekhyun tersengal- sengal. Dan semuanya menjadi gelap.
——
Chanyeol mengendarai motornya. Ia hendak pergi ke toko buku untuk membeli beberapa buku. Di tengah perjalanan, handphone Chanyeol bergetar.
Chanyeol menepikan motornya. Dilihat handphonenya, sebuah panggilan masuk dari eomma Baekhyun. Chanyeol segera mengangkatnya.
“Yobosseyo?” Chanyeol memulai pembicaraan.
“Annyeonghasseo, Chanyeol” kata eomma Baekhyun dengan suara bergetar, ketakutan dan khawatir.
“Annyeonghasseo, ahjumma” kata Chanyeol dengan ramah. “Waeyo? Kenapa suaramu begitu bergetar, ahjumma?” tanya Chanyeol penasaran.
“Chanyeol… Baekhyun akan kubawa pergi ke Amerika” kata eomma Baekhyun membuat Chanyeol kaget. “Di Korea nyawanya terancam” lanjutnya.
“Apa maksudmu, ahjumma?” tanya Chanyeol penasaran. Ia khawatir dengan keadaan Baekhyun. “Apa ada sesuatu yang terjadi pada Baekhyun?”
“Dia kritis” kata eomma Baekhyun. Chanyeol kaget. “Aku tak bisa menjelaskan padamu apa yang terjadi padanya. Jika kau ingin tahu datanglah ke villa yang biasa Baekhyun datangi” lanjutnya lalu menutup telepon begitu saja.
Chanyeol segera memutar motornya dan pergi ke villa yang dimaksud itu.
Chanyeol berada di jalan sepi menuju ke bukit. Ia mempercepat motornya. Namun, ban motor Chanyeol meletus secara tiba tiba. Chanyeol yang sedang ada dalam kecepatan tinggi tak dapat menghentikan motornya. Ia kehilangan kendali dan terseret bersama motornya.
Motornya mengarah pada sebuah truk yang melintas di depannya. Supir truk itu tak dapat menghentikan laju kendaraanya karena Chanyeol yang kehilangan kendali tiba tiba ada di depan kendaraannya.
Alhasil, Chanyeol bersama motornya terseret truk itu. Dan ketika supir truk itu berhasil menghentikan kendaraannya, Chanyeol sudah ditemukan tewas dengan beberapa bagian tubuh seperti tangan dan kaki yang sudah terlepas dari tubuhnya. Tubuh Chanyeol ditemukan tewas dengan tubuh sudah tidak utuh lagi.
—–
Kris sedang menikmati secangkir kopi sambil berada di depan laptopnya mencari profil tim yang akan bermain pada kejuaraan basket SMA tingkat Asia. Tiba tiba handphonenya bergetar. Sebuah telepon masuk. Itu telepon dari Tao.
“Yobosseyo?” Kris memulai percakapan.
“HYUNG! Kau harus segera ke sini! Kau harus segera ke rumah sakit!” kata Tao dengan tergesa-gesa.
“Waeyo? Apa yang terjadi ? siapa yang ada di rumah sakit?” Tanya Kris khawatir.
“Chanyeol Hyung! Kau harus melihat mayatnya! Keadaannya sangat mengenaskan Hyung! Ppali! Selebihnya akan kuceritakan nanti” kata Tao. “Ne. arasseo. Aku akan segera pergi ke sana”kata Kris menutup teleponnya, ia segera meraih jaketnya. Lalu bergegas menuju rumah sakit.
Kris sudah sampai di salah satu rumah sakit yang jaraknya cukup jauh dari Seoul. Disana tampak Sehun, Kai, dan Tao sudah berkumpul. Wajah mereka tampak pucat. Kris segera menghampiri mereka.
“Waeyo? Apa yang terjadi dengan Chanyeol?” Tanya Kris panik. Suasana hening. Tak ada jawaban yang keluar dari mulut mereka.
“Jelaskan padaku!” bentak Kris. Mereka bertiga melihat ke arah Kris.
“Chanyeol hyung mengalami kecelakaan hyung” kata Kai membuka mulutnya. “Dia terlindas truk dalam perjalanan ke bukit” kata Kai dengan wajah yang terlihat pucat.
“Kau bilang apa?” Tanya Kris tidak percaya dengan apa yang terjadi. “Kalau hyung tak percaya silahkan lihat sendiri mayatnya di ruang mayat” kata Sehun menjawab pertanyaan Kris.
Kris pergi ke ruang mayat. Di sana terlihat mayat dengan tangan dan kaki yang terpisah dari tubuhnya. Dilihat oleh Kris wajah mayat itu. Itu adalah mayat Chanyeol. Kris kaget dengan kejadian ini.
Kris keluar ruang mayat dengan lemas. Ia menghampiri Kai, Sehun, dan Tao. “Kalian benar” kata Kris dengan lemas.
“Hyung. Apa kau sudah mendapat kabar tentang Baekhyun hyung?” Tanya Sehun pada Kris yang masih terlihat lemas.
“Ani. Aku belum mendapatkan kabar apapun tentangnya” kata Kris dengan lemas.
Kai, Sehun, dan Tao terlihat khawatir dengan keadaaan Baekhyun. Wajar saja mereka belum mendapat kabar tentang Baekhyun setelah Baekhyun pergi tadi siang. Kris yang melihat mereka merasa bersalah.
“Ini semua salahku. Mianhae” kata Kris membungkukkan badannya di hadapan mereka. Mereka semua terkejut dengan sikap Kris. Karena selama ini Kris tak pernah sekalipun merasa bersalah pada mereka semua.
“Tenanglah hyung. Ini bukan salahmu” kata Tao menepuk punggung Kris. Kris kembali berdiri tegak. “Ne. hyung ini semua belum tentu salahmu” kata Kai diikuti anggukan Sehun.
“Kita cari tahu apa penyebab kematian Chanyeol. Bagaimana? Kalian setuju?” Tanya Kris. Kai, Sehun, dan Tao tersenyum dengan perkataan Kris. Mereka semua mengangguk setuju. Kris tersenyum.
“Baiklah. Kita akan mencari tahu apa yang terjadi pada Chanyeol mulai besok” kata Kris. Kai, Sehun, dan Tao tersenyum melihat Kris. Di dalam hati mereka bangga mempunyai kapten basket seperti Kris.
Polisi menelepon Tao. Tao pun berbincang bincang dengan polisi. Setelah selesai, Tao memberitahukan pembicaraannya tadi. Tao bilang kalau polisi menemukan kejanggalan di motor Chanyeol waktu kecelakaan. Kris tersenyum dengan senyuman mautnya.
Misi dimulai.

-TO BE CONTINUED-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar